Civitas Akademika Untad Gelar Buka Puasa Bersama

Ramadan dengan suasana religiusnya merupakan saat terbaik yang selalu dimaknai oleh setiap muslim. Hal ini, dimanfaatkan oleh segenap civitas akademika untuk saling bersilaturrahim. Pada Sabtu (27/7), Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan gawean buka puasa bersama di Kompleks Media Center Untad.

Ketua Dharma Wanita Untad, Hj. Fadhliah, S.Sos, M.Si. mengemukakan bahwa kegiatan buka puasa bersama tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Untad. Inisiator pelaksana adalah Untad. Dharma Wanita sendiri, merupakan pelaksana dan pendukung kegiatan ini, ditambah dengan kerjasama dari Bagian Perlengkapan dan Bagian Tata Usaha Untad. Beberapa tahun belakangan, kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Jabatan Rektor di Kompleks Kampus Bumi Nyiur Untad.

“Namun, kali ini, buka bersama dilaksanakan di Kompleks Media Center ini,” ungkap Fadhliah, yang juga merupakan istri orang nomor satu di Untad ini.

Pilihan pelaksanaan di Kompleks Media Center, lanjut Fadhliah, untuk memperkenalkan kepada publik mengenai fasilitas kebanggaan Untad tersebut. Maka, yang hadir saat kegiatan buka puasa bersama, kata Fadhliah, bukan saja civitas akademika, melainkan masyarakat di sekitar Untad.

Harapan Fadhliah, kegiatan buka puasa bersama tersebut dapat terus terselenggara setiap tahunnya. Momen ini, ujar Fadhliah, merupakan momen silaturrahim segenap civitas akademika, sehingga memiliki nilai yang bermanfaat.

Pada kegiatan tersebut, turut hadir sekitar 500 orang. Tampak yang hadir, Rektor Untad, para wakil rektor, para dekan fakultas, Direktur Pascasarjana dan wakil direktur, para wakil dekan fakultas, segenap dosen, pegawai di lingkungan Untad, mahasiswa, dan segenap masyarakat di sekitar lingkungan Untad.

Penuhi Kuota, Untad Buka Seleksi Khusus

Tiga jenjang penerimaan mahasiswa baru telah dilaksanakan. Namun, kuota mahasiswa di beberapa program studi belum terpenuhi. Atas dasar inilah, Universitas Tadulako (Untad) kembali membuka Jalur Seleksi Khusus Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SKMPTN), sejak tanggal 25 sampai 29 Juli.

Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik (Bidak) Untad, Prof. H. Hasan Basri, MA., Ph. D., menegaskan bahwa penerimaan kali ini tidak dibuka secara keseluruhan. Melainkan, hanya beberapa program studi saja.

“Itu pun program studi yang kuotanya belum terpenuhi seratus persen,” ujar Prof. Hasan.

Idealnya, kata Prof. Hasan, kuota mahasiswa sebenarnya harus terpenuhi dari hasil tiga jenjang seleksi yang telah dilakukan. Namun, cukup banyak mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang pada jalur SNMPTN dan SBMPTN.

“Sehingga dari jumlah yang ditargetkan, belum memenuhi kuota di masing-masing program studi,” jelas Prof. Hasan.

Pada jalur SMMPTN atau jalur lokal, kekurangan tersebut telah diantisipasi. Namun, setelah melihat pengumuman hasil seleksi, masih ada beberapa program studi yang kuotanya belum terpenuhi, yaitu: Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Ilmu Hukum, Ekonomi Pembangunan, Antropologi, Agroteknologi, Kehutanan, Matematika, Biologi, Kimia, Statistik, Peternakan, dan Budidaya Perairan.

“Sehingga, kembali dilakukan penerimaan mahasiswa baru di beberapa program studi itu,” ujar Warek Bidak.

Sistem penerimaan sendiri, jelas Prof. Hasan, mahasiswa cukup mendatangi loket pendaftaran di BAKP Untad dengan memperlihatkan kartu peserta SMMPTN.

“Jadi kami tidak menerima pendaftaran yang baru. Artinya, mahasiswa yang kami terima adalah mahasiswa yang belum lulus di SMMPTN lalu. Bukan mahasiswa yang baru akan mendaftar,” tutup Prof. Hasan.

Implementasikan MoU, Untad Hadirkan Pembicara dari University of Washington

Ket. Foto : HADIR sebagai pembicara, Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D.

Membawakan materi tentang konservasi biologi. (FOTO : MUAMAR KADAFI/MT)

 Salah satu bentuk implementasi atas Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pihak Universitas Tadulako (Untad) dengan University of Washington tahun 2012, Amerika Serikat yakni dalam bentuk seminar exchange atau seminar pertukaran antar kedua universitas yang dilaksanakan di Gedung IT Center, senin (15/7).

Seminar yang mengangkat isu tentang Konservasi Biologi di Abad 21 menghadirkan Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D dan dibuka langsung oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE.,MS. Dalam sambutannya, Rektor Untad sangat mengapresiasi seminar yang diselenggarakan oleh International Office (IO) Untad ini.

“Saya pikir, dari seminar ini kita dapat menghasilkan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat. Bagaimana menghasilkan kesepahaman yang baik antara Pemerintah Pusat dengan yang di daerah terkait konservasi biologi”, jelasnya.

Disampaikan Kepala IO Untad, Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D. saat ditemui di ruang kerjanya bahwa selain melakukan seminar exchange, pihak University of Washington juga akan menggaet peneliti dari Untad baik itu dosen maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang primatologi.

“Dalam waktu dekat, pihak Untad juga akan mengirimkan utusannya untuk menyampaikan seminar di University of Washington”, tambahnya. Perihal personal yang akan dikirim, Prof. Mery mengatakan bahwa belum ada nama yang ditetapkan untuk menjadi utusan.

Dalam membawakan materinya, Prof. Rendall mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak habitat adalah pengelolaan dan konservasi populasi satwa liar mereka yang terancam. Karena, sebagian diakibatkan oleh kurangnya sumber daya yang penting dalam hal ini individu terlatih dan dari segi pendanaan.

Olehnya itu, menurut Prof. Rendall, perlunya kemitraan kolaboratif (aktif, jangka panjang) antara lembaga negara dan non lembaga negara yang sangat penting dalam membantu untuk memfasilitasi penelitian, pelatihan, dan penjangkauan dalam hal ini basis pendanaan yang diperlukan untuk mempromosikan konservasi global.

“Tujuan utamanya adalah untuk membantu mengembangkan generasi pemimpin dunia berikutnya yang mampu melaksanakan program yang dibutuhkan untuk menjamin masa depan sumber daya alam negara. Hal yang penting adalah, kesehatan masyarakat, dan konservasi keanekaragaman hayati di seluruh dunia,” tutup bule yang akrab disapa dengan nama Randy ini.

Untuk diketahui, selama berada di Kota Palu, Prof. Rendall menyempatkan diri untuk mengunjungi daerah kebun Kopi dan Desa Toro, Kabupaten Sigi. Selain itu, ia juga membawakan seminar yang mengangkat isu mengenai kehidupan primata yang semakin terancam keberadaannya dan menandatangani MoU dengan pihak Fakultas MIPA,, Fakultas Kehutanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.