Implementasikan MoU, Untad Hadirkan Pembicara dari University of Washington

Ket. Foto : HADIR sebagai pembicara, Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D.

Membawakan materi tentang konservasi biologi. (FOTO : MUAMAR KADAFI/MT)

 Salah satu bentuk implementasi atas Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pihak Universitas Tadulako (Untad) dengan University of Washington tahun 2012, Amerika Serikat yakni dalam bentuk seminar exchange atau seminar pertukaran antar kedua universitas yang dilaksanakan di Gedung IT Center, senin (15/7).

Seminar yang mengangkat isu tentang Konservasi Biologi di Abad 21 menghadirkan Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D dan dibuka langsung oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE.,MS. Dalam sambutannya, Rektor Untad sangat mengapresiasi seminar yang diselenggarakan oleh International Office (IO) Untad ini.

“Saya pikir, dari seminar ini kita dapat menghasilkan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat. Bagaimana menghasilkan kesepahaman yang baik antara Pemerintah Pusat dengan yang di daerah terkait konservasi biologi”, jelasnya.

Disampaikan Kepala IO Untad, Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D. saat ditemui di ruang kerjanya bahwa selain melakukan seminar exchange, pihak University of Washington juga akan menggaet peneliti dari Untad baik itu dosen maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang primatologi.

“Dalam waktu dekat, pihak Untad juga akan mengirimkan utusannya untuk menyampaikan seminar di University of Washington”, tambahnya. Perihal personal yang akan dikirim, Prof. Mery mengatakan bahwa belum ada nama yang ditetapkan untuk menjadi utusan.

Dalam membawakan materinya, Prof. Rendall mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak habitat adalah pengelolaan dan konservasi populasi satwa liar mereka yang terancam. Karena, sebagian diakibatkan oleh kurangnya sumber daya yang penting dalam hal ini individu terlatih dan dari segi pendanaan.

Olehnya itu, menurut Prof. Rendall, perlunya kemitraan kolaboratif (aktif, jangka panjang) antara lembaga negara dan non lembaga negara yang sangat penting dalam membantu untuk memfasilitasi penelitian, pelatihan, dan penjangkauan dalam hal ini basis pendanaan yang diperlukan untuk mempromosikan konservasi global.

“Tujuan utamanya adalah untuk membantu mengembangkan generasi pemimpin dunia berikutnya yang mampu melaksanakan program yang dibutuhkan untuk menjamin masa depan sumber daya alam negara. Hal yang penting adalah, kesehatan masyarakat, dan konservasi keanekaragaman hayati di seluruh dunia,” tutup bule yang akrab disapa dengan nama Randy ini.

Untuk diketahui, selama berada di Kota Palu, Prof. Rendall menyempatkan diri untuk mengunjungi daerah kebun Kopi dan Desa Toro, Kabupaten Sigi. Selain itu, ia juga membawakan seminar yang mengangkat isu mengenai kehidupan primata yang semakin terancam keberadaannya dan menandatangani MoU dengan pihak Fakultas MIPA,, Fakultas Kehutanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.