Penuhi Kuota, Untad Buka Seleksi Khusus

Tiga jenjang penerimaan mahasiswa baru telah dilaksanakan. Namun, kuota mahasiswa di beberapa program studi belum terpenuhi. Atas dasar inilah, Universitas Tadulako (Untad) kembali membuka Jalur Seleksi Khusus Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SKMPTN), sejak tanggal 25 sampai 29 Juli.

Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik (Bidak) Untad, Prof. H. Hasan Basri, MA., Ph. D., menegaskan bahwa penerimaan kali ini tidak dibuka secara keseluruhan. Melainkan, hanya beberapa program studi saja.

“Itu pun program studi yang kuotanya belum terpenuhi seratus persen,” ujar Prof. Hasan.

Idealnya, kata Prof. Hasan, kuota mahasiswa sebenarnya harus terpenuhi dari hasil tiga jenjang seleksi yang telah dilakukan. Namun, cukup banyak mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang pada jalur SNMPTN dan SBMPTN.

“Sehingga dari jumlah yang ditargetkan, belum memenuhi kuota di masing-masing program studi,” jelas Prof. Hasan.

Pada jalur SMMPTN atau jalur lokal, kekurangan tersebut telah diantisipasi. Namun, setelah melihat pengumuman hasil seleksi, masih ada beberapa program studi yang kuotanya belum terpenuhi, yaitu: Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Ilmu Hukum, Ekonomi Pembangunan, Antropologi, Agroteknologi, Kehutanan, Matematika, Biologi, Kimia, Statistik, Peternakan, dan Budidaya Perairan.

“Sehingga, kembali dilakukan penerimaan mahasiswa baru di beberapa program studi itu,” ujar Warek Bidak.

Sistem penerimaan sendiri, jelas Prof. Hasan, mahasiswa cukup mendatangi loket pendaftaran di BAKP Untad dengan memperlihatkan kartu peserta SMMPTN.

“Jadi kami tidak menerima pendaftaran yang baru. Artinya, mahasiswa yang kami terima adalah mahasiswa yang belum lulus di SMMPTN lalu. Bukan mahasiswa yang baru akan mendaftar,” tutup Prof. Hasan.

Implementasikan MoU, Untad Hadirkan Pembicara dari University of Washington

Ket. Foto : HADIR sebagai pembicara, Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D.

Membawakan materi tentang konservasi biologi. (FOTO : MUAMAR KADAFI/MT)

 Salah satu bentuk implementasi atas Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pihak Universitas Tadulako (Untad) dengan University of Washington tahun 2012, Amerika Serikat yakni dalam bentuk seminar exchange atau seminar pertukaran antar kedua universitas yang dilaksanakan di Gedung IT Center, senin (15/7).

Seminar yang mengangkat isu tentang Konservasi Biologi di Abad 21 menghadirkan Prof. Rendall C. Kyes, Ph.D dan dibuka langsung oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE.,MS. Dalam sambutannya, Rektor Untad sangat mengapresiasi seminar yang diselenggarakan oleh International Office (IO) Untad ini.

“Saya pikir, dari seminar ini kita dapat menghasilkan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat. Bagaimana menghasilkan kesepahaman yang baik antara Pemerintah Pusat dengan yang di daerah terkait konservasi biologi”, jelasnya.

Disampaikan Kepala IO Untad, Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D. saat ditemui di ruang kerjanya bahwa selain melakukan seminar exchange, pihak University of Washington juga akan menggaet peneliti dari Untad baik itu dosen maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang primatologi.

“Dalam waktu dekat, pihak Untad juga akan mengirimkan utusannya untuk menyampaikan seminar di University of Washington”, tambahnya. Perihal personal yang akan dikirim, Prof. Mery mengatakan bahwa belum ada nama yang ditetapkan untuk menjadi utusan.

Dalam membawakan materinya, Prof. Rendall mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak habitat adalah pengelolaan dan konservasi populasi satwa liar mereka yang terancam. Karena, sebagian diakibatkan oleh kurangnya sumber daya yang penting dalam hal ini individu terlatih dan dari segi pendanaan.

Olehnya itu, menurut Prof. Rendall, perlunya kemitraan kolaboratif (aktif, jangka panjang) antara lembaga negara dan non lembaga negara yang sangat penting dalam membantu untuk memfasilitasi penelitian, pelatihan, dan penjangkauan dalam hal ini basis pendanaan yang diperlukan untuk mempromosikan konservasi global.

“Tujuan utamanya adalah untuk membantu mengembangkan generasi pemimpin dunia berikutnya yang mampu melaksanakan program yang dibutuhkan untuk menjamin masa depan sumber daya alam negara. Hal yang penting adalah, kesehatan masyarakat, dan konservasi keanekaragaman hayati di seluruh dunia,” tutup bule yang akrab disapa dengan nama Randy ini.

Untuk diketahui, selama berada di Kota Palu, Prof. Rendall menyempatkan diri untuk mengunjungi daerah kebun Kopi dan Desa Toro, Kabupaten Sigi. Selain itu, ia juga membawakan seminar yang mengangkat isu mengenai kehidupan primata yang semakin terancam keberadaannya dan menandatangani MoU dengan pihak Fakultas MIPA,, Fakultas Kehutanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Bakti Ramadan sebagai Wujud Kepedulian

BAKTI RAMADAN: Rektor Untad menyampaikan bingkisannya kepada Imam Masjid Ar- Rahman, Desa Sibalaya Selatan. (Foto: Taqyuddin Bakri/MT)

Momentum Ramadan digunakan oleh civitas akademika Universitas Tadulako (Untad) untuk bersilaturrahim langsung dengan segenap masyarakat. Melalui kerjasama antara Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Untad dengan LDK Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (UPIM) Untad, dilaksanakan Bakti Ramadan. Hal ini ditunjukkan langsung dengan melakukan Safari Ramadan yang dipusatkan di Desa Sibalaya Selatan, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, pada Kamis (18/7).

Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., dalam sambutannya di Masjid Ar- Rahman, Desa Sibalaya Selatan menegaskan bahwa Safari Ramadan tersebut merupakan agenda tahunan Untad. Kepada segenap masyarakat dan jemaah masjid, Rektor menjelaskan bahwa mendengar nama Untad, maka akan terbersit dua tempat, yaitu Kelurahan Tondo dan Desa Sibalaya.

“Kelurahan Tondo dikenal karena merupakan lokasi kampus Untad. Sementara, Desa Sibalaya, karena terdapat aset Untad, yaitu Pusat Penelitian Fakultas Peternakan dan Perikanan,” jelas Rektor.

Adanya aset Untad tersebut, diharapkan dapat terus mempererat hubungan antara Untad dengan Desa Sibalaya Selatan. Untuk mewujudkan hal itu, Untad, jelas Rektor, akan terus berkomitmen tidak pernah melupakan Desa Sibalaya Selatan. Desa Sibalaya Selatan, kata Rektor, turut andil dalam peningkatan kualitas penelitian Untad, terutama dalam bidang peternakan dan perikanan.

“Saya menyampaikan terima kasih yang sangat mendalam kepada pemerintah setempat dan segenap masyarakat karena turut langsung menjaga aset Untad dan mendukung segala upaya Untad,” ungkap Prof. Basir.

Safari Ramadan kali ini, selain di Masjid Ar- Rahman yang diisi langsung oleh Rombongan Rektor, tim Untad juga menyebar di beberapa desa lainnya. Di antaranya di Desa Pakuli, Desa Karawana, dan beberapa desa lainnya. Secara total, ada sebelas masjid yang diisi oleh Tim Safari Ramadan Untad dalam Bakti Ramadannya kali ini.

Sekretaris Desa Sibalaya Selatan juga menyampaikan apresiasinya atas kedatangan Tim Safari Ramadan. Selain menyampaikan terima kasihnya, Ia juga meneguhkan komitmen untuk terus menjaga cinta yang telah tumbuh antara Untad dengan Desa Sibalaya Selaan.

Tidak lupa, Rektor Untad juga menyerahkan langsung beberapa bingkisan, yang diterima langsung oleh Imam Masjid Ar- Rahman. Sebelumnya, sesaat sebelum buka puasa bersama di Gedung Penelitian Fapetkan, pimpinan Untad melakukan penyemaian benih ikan dan penanaman pohon di lokasi Pusat Penelitian Fapetkan. Turut hadir pada Safari Ramadan kali ini, para wakil rektor, para dekan fakultas, para wakil dekan, Darma Wanita Untad, segenap dosen, dan mahasiswa Untad.